Ternyata Menulis Itu Seenak Ngemil!


KBMN Gelombang 28
Resume ke- 9
Tema            : Menulis Itu Mudah
Narasumber: Prof. Ngainun Naim
Moderator   : Lely Suryani, S. Pd. SD

Assalamualaikum Wr. Wb., salam sehat dan bahagia pembaca hebat!

"Menulis Itu Mudah" tema pertemuan ke-9 KBMN, 27 Januari 2023. Bagi sebagian orang, termasuk saya akhirnya garuk-garuk kepala, karena tidak yakin dengan tema itu. Saya tulis cerpen (Salah satu jenis karya tulis fiktif pendek, bisa dibaca sekali duduk saking pendeknya, yang membutuhkan kata tidak lebih dari 10.000. https://www.gramedia.com/best-seller/cara-membuat-cerpen/ndak langsung plek ketiplek dalam satu dua hari, bahkan seminggu, lalu jadi, terus publikasi, tidak mudah, sobat!  Saya tetap mengalami kesulitan, padahal jumlah kata yang dibutuhkan tidak lebih dari 10.000 kata. Saya penulis pemula yang masih gencar memburu resep agar tak menemui kesulitan dalam menulis. Tema tersebut benar-benar menggugah rasa ingin tahu saya, benarkah menulis itu mudah? Semudah kita bernafas, seringan kita menggerakkan langkah kaki, segampang membalikkan telapak tangan? Para pembaca hebat pasti penasaran juga kan dengan tema itu? sama, saya juga! Supaya rasa penasaran ini lekas berlalu, kita kepoin penjelasan dari Prof. Ngainun, narasumber malam ini, yuk! Supaya tidak kesulitan lagi dalam menulis, 
(1) Menulislah hal-hal sederhana yang kita alami. Pengalaman hidup sehari-hari itu sumber tulisan yang subur. Kita akan mudah menuliskannya karena kita menceritakan apa yang kita alami. Tinggal kita memilih aspek apa yang mau kita ceritakan. Tulis saja. Jangan takut salah atau jelek. Takutlah jika tidak menulis. 
Oo, begitu! Bagi penulis pemula seperti saya dan sobat pembaca hebat, menulis hal-hal yang kita alami ternyata bisa mengantarkan kita ke "Menulis Itu Mudah" Yes! Saya akan coba menulis hal-hal yang saya alami, pembaca hebat nulis juga, ya! Terus, bagi pembaca hebat yang mau tulis cerpen, dan ingin juga mudah dalam menulis, main ke blog ini, ya! https://siedoo.com/berita-20691-mengubah-kisah-nyata-menjadi-cerita-pendek/. Cerita fiktif merupakan mimesis dari kehidupan kita yang sesungguhnya.
Bagaimana, masih mau tidak menulis? Kalau kita menulis mulai dari pengalaman maka menulis akan terasa gampang, sobat! Mulai menulis, yuk!
(2) Jangan menulis sambil dibaca, lalu edit. Hal tersebut bisa menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran. Saran narasumber, terus saja menulis, keluarkan apa yang ada dalam pikiran secara bebas. Nah, selesai menulis atau karena sudah habis yang mau ditulis, tinggalkan dulu. Simpan atau endapkan di komputer, jangan dibaca lagi. Carilah suasana psikologis yang berbeda, misal, nulisnya pagi, maka saat sore baru dibaca. Setelah tulisan melalui masa "pengendapan" cermatilah kalimat demi kalimat, tambahkan ide yang ada jika memang perlu ditambah, jika ada typo, perbaiki. Intinya, setelah melalui masa "simpan" barulah kita melakukan editing. Untuk langkah kedua ini, saya serahkan keputusan ke masing-masing pembaca hebat, ya! Kalau saran saya, menulislah dengan cara yang membuatmu nyaman, sehingga pembaca hebat merasa bahwa menulis itu seenak ngemil!
(3) Satu lagi kunci yang membuat menulis menjadi mudah, yaitu MENULIS SECARA NGEMIL, sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit, eh, maksudnya lama-lama menjadi teks. Tulisannya dicicil, misalnya sehari satu atau dua paragraf, atau senyamannya. Seperti mantra Om Jay "Menulislah setiap hari, lihatlah apa yang terjadi". Bagaimana, sudah siap untuk mulai menulis? Siap, dong! Kan sudah ada trik "menulis itu mudah"!

Kesulitan dalam menulis itu terjadi biasanya dikarenakan persoalan psikologis. Takut jelek, takut salah, dan seterusnya. Nah, Itu harus dilawan. Caranya, ya, dengan tetap menulis. Kata salah seorang penulis: cara melawan kesulitan adalah dengan melakukannya. Jika ingin benar-benar mudah dalam menulis, paksalah untuk menulis setiap hari. Karena lawan terbesar penulis adalah diri sendiri, dan butuh perjuangan untuk melawannya. Kita semua mengalaminya. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan belajar tanpa henti, dan teruslah menulis. Bagaimana kualitas bisa meningkat jika berhenti menulis? Ayo, semangat menulis! Teruslah menulis hingga menulis itu menjadi seenak ngemil!
 
Demikian resume materi malam ini yang dipaparkan oleh Prof. Dr. Ngainun Naim,  yang dipandu oleh moderator Ibu Lely Suryani, S. Pd. SD. Untuk lebih mengenal narasumber, berikut ini CVnya:

BIODATA

NamaProf. Dr. Ngainun Naim, M.H.I. 
Tempat Tanggal Lahir:Tulungagung, 19 Juli 1975
Alamat Kantor:
IAIN Tulungagung, Jl. Mayor Sujadi Timur 46 Tulungagung 66221.
Alamat Rumah:
Parakan RT 11 RW 04 Trenggalek
Pangkat/Jabatan/Golongan:
Pembina Tk. 1/Guru Besar/(IV/b)
No Telp.Kantor0355-321513
HP081311124546
e-mail: naimmas22@gmail.com

Riwayat Pendidikan Formal

SDN Sambidoplang Sumbergempol Tulungagung, lulus tahun 1988
MTsN Tunggangri Kalidawir Tulungagung, lulus tahun 1991
MAN Denanyar Jombang, lulus tahun 1994 
S-1 STAIN Tulungagung, lulus 1998
S-2 Studi Islam Universitas Islam Malang (UNISMA), lulus tahun 2002.
S3 Studi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, lulus tahun 2011.

Karya Tulis Buku

Menulis Itu Mudah (2021)
Islam Radikal dan Deradikalisasi (2020).
Aktualisasi Pemikiran Islam Multikultural (Akademia Pustaka, 2020).
Literasi dari Brunei Darussalam (Akademia Pustaka, 2020).
Spirit Literasi (Akademia Pustaka, 2019).
Teraju (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2017).
Proses Kreatif Penulisan Akademik (Akademika Pustaka, 2017).
Merawat Nusantara (Malang: Genius Media, 2017).
Menipu Setan, Kita Waras di Zaman Edan (Jakarta: Quanta, 2015).
The Power of Reading (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2013).
Character Building (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012).
Pendidikan Multikultural: Konsep dan Aplikasi, Cet. IV (Yogyakarta: Arruzz-Media, 2008).
Islam dan Pluralisme Agama (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2014).
Self Development: Personal, Sosial, dan Spiritual (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2015).
35 Kompasianer Merajut Indonesia (buku bersama) (Jakarta: Kompas, 2013).
Merajut Kerukunan Antarumat Beragama (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2012).
Pengantar Studi Islam (Yogyakarta: Gre Publishing, 2011).
Sejarah Pemikiran Hukum Islam (Yogyakarta: Teras, 2009).
 “Resiko Menawarkan Pemikiran Liberal”, dalam Ulil Abshar-Abdalla, dkk, Islam Liberal dan Fundamental: Sebuah Pertarungan Wacana (Yogyakarta: eLSaQ, 2003).
Teologi Kerukunan, Mencari Titik Temu dalam Keragaman (Yogyakarta: Teras, 2011).
 “Krisis dalam Dunia Pendidikan, Dimensi Kemanusiaan, dan Pengembangan Nalar Spiritual”, dalam Akhyak (ed), Meniti Jalan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003).
Rekonstruksi Pendidikan Nasional, Membangun Paradigma yang Mencerahkan (Yogyakarta: Teras, 2009). 
Konservasi Lingkungan Berbasis Tradisi (Tulungagung: STAIN Tulungagung Press, 2011).
Spirit Literasi (Tulungagung: Akademia Pustaka, 2019).
Resolusi Menulis (SPN Grup, 2017).
The Power of Writing (Yogyakarta: Lentera Kreasindo, 2015).
Dan beberapa buku lainnya. 

Satu kata untuk narasumber hebat malam ini "kreeen" dan satu kalimat untuk sobat pembaca hebat "mari ikuti jejak beliau!"

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan Pertama kelas XII TP 2023/2024

Pengumuman Kelulusan Peserta Didik SMA/SMK Provinsi Nusa Tenggara Barat

Berbagi Informasi Tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin Pembelajaran