Mengkonversi KTI Menjadi Buku




Kelas Belajar Menulis Gelombang  28

Resume Ke-4

Tema                 : Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Narasumber      : Eko Daryono, S. Pd

Moderator         : Nur Dwi Yanti, S. Pd


Mengkonversi KTI Menjadi Buku 

Assalamualikum warohmatullahi wabarokaatuh, pembaca hebat! salam bahagia dan sehat selalu, semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
Senin, 16 Januari 2023, pukul 20.00 WITA, KBMN Gelombang 28 sudah masuk pertemuan ke-4. Narasumber malam ini adalah Bapak Eko Daryono, S. Pd, seorang pengajar dengan segudang prestasi, untuk lebih mengenal narasumber, kepoin blognya, yuk!

https://maseko1275.blogspot.com/2021/11/profil.html

Kegiatan pembelajaran dipandu oleh moderator hebat, Ibu Nur Dwi Yanti, S. Pd., yang lebih akrab disapa NDY, Ibu NDY lulusan KBMN 24, dan merupakan salah satu tim solid Om Jay. Pembelajaran malam ini dibuka oleh moderator dengan memberikan motivasi yang luar biasa "Jangan biarkan mata pena kita mengering, menguap tak berarti" pelecut semangat yang luar biasa untuk satria pena agar terus berkomitmen dan konsisten dalam berkarya.
Tema materi malam ini adalah "Menulis Buku Dari Karya Ilmiah". Membaca judulnya saja, saya sudah merasa materi yang cukup berat dan membosankan, sangat teoritis. Namun, karena kepiawaian Mr. Yons, panggilan akrab narasumber, materi ini menjadi lebih mudah diserap. Sebelum kita mulai membahas cara mengubah karya tulis menjadi sebuah buku, sepertinya kita juga perlu tahu apa itu Karya Tulis Ilmiah (KTI), jenis-jenis KTI. Intinya, kita kenalan dulu ya dengan KTI, ! Tak kenal, maka tak sayang, bukan? Apa sich KTI? Nih, ulasannya!

Dalam Peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014, KTI adalah tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah. Secara umum, KTI ada dua, yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku. 
1. KTI Nonbuku, meliputi:
a. KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar : tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi
b. KTI hasil penelitian : PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal
c. KTI berupa ulasan atau resensi

2. KTI Buku, meliputi:
a. Buku Bahan Ajar : diktat, modul, buku ajar, buku referensi
b. Buku Pengayaan : monografi, buku teks, buku pegangan, buku panduan
c. Buku kompilasi : bunga rampai, prosiding

Ternyata tidak semua KTI itu berupa buku. Memang secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi itu berupa buku, namun bukan buku. Lebih tepatnya adalah laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas. 

Secara umum struktur penulisan KTI adalah sebagai berikut,



Bagaimana, sudah lebih kenal tentang KTI? Pasti sudah ya, kalau sudah, kita lanjutkan ke cara mengubah KTI menjadi sebuah buku, mau tahu caranya? Saya yakin jawabannya pasti "Ya". Nah, berikut ini langkah-langkah mengubah atau mengkonversi KTI menjadi buku,
     
1. Memodifikasi Judul
 Judul KTI umumnya mengandung unsur variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu). Judul buku hasil konversi harus seperti judul buku-buku pada umumnya, tidak lagi seperti KTI. Salah satu ciri judul buku yang baik adalah menarik, judul tersebut mampu menimbulkan rasa penasaran atau keingintahuan pembaca. Selain menarik, judul buku tidak harus panjang, tapi mudah diingat oleh pembaca, dan judul harus mencerminkan isi buku. 

 Contoh konversi judul KTI menjadi judul buku





2. Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan
KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian, umumnya ditulis dengan sistematika dan    penomoran yang baku. Pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah.

3. Modifikasi Bab I
Bab I yang biasanya berisi PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN atau PEMBUKA atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku. Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi subbab, seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang.

4. Modifikasi Bab II

Bab II dalam PTK biasanya berisi bab dan subbab, namun dalam konversinya harus disederhanakan menjadi bab. Contoh Bab II dalam KTI,
    

 
Setelah dikonversi


5. Modifikasi Bab III
Dalam KTI, bab 3 terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen), serta analisis data. Jika berupa PTK, maka isinya adalah langkah-langkah tindakannya. Dalam mengkonversi KTI menjadi  buku, ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan ;
a) Benar-benar menghilangkan bab III
 Artinya adalah keseluruhan isi bab 3 dihilangkan, sebab bunyi bab 3 sebenarnya bisa dicermati dari isi pembahasannya.
b) Menginclude bab 3 di bab 2 
 Artinya adalah konsep pokok terpenting dari bab 3 digabung dalam bab 3.
c) Menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan
Artinya adalah menyampaikan substansi isi bab 3 sebagai awal pembahasan.
Berikut ini contohnya,



Namun narasi tersebut butuh kehati-hatian. Jika untuk kepentingan kenaikan pangkat bagi guru ASN, maka narasi tersebut perlu dipertimbangkan untuk dicantumkan.

6. Modifikasi Bab IV
Bab ini merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV seperti BAB VI Strategi Tim QUIZ dalam Pembelajaran TIK. Pada buku bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung.

7. Modifikasi Bab V
Pada laporan hasil penelitian, biasanya berisi PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan. Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian.

8.  Modifikasi Lampiran 
Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.

Itulah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengubah KTI menjadi sebuah buku, bagaimana? Mudahkan? Selamat berkarya! Oh, ya, sebelum mulai mengkonversi KTI menjadi sebuah buku, alangkah baiknya kita tahu dulu hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan konversi. Nah, berikut ini hal-hal  yang harus dilperhatikan dalam mengkonversi KTI menjadi buku,

1. Keaslian laporan hasil penelitian
Tindakan Plagiat tidak dibenarkan, terlebih karya seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya. Namun, saat diterbitkan menjadi buku, maka penulis harus yakin bahwa karya yang akan diterbitkan memang original karya penulis sendiri. Kalau karya seperti skripsi, tesis apalagi desertasi akan langsung ketahuan jika plagiat karena sudah ada generate machine untuk pengecekannya.

2. Menghindari kompilasi yang terlalu banyak 
Include saja pendapat pada ahli yang mendukung substansi ini, sisanya mengembangkan dengan analisis dari sudut pandang penulis. Mengapa demikian? Saat penulis menerbitkan buku dari hasil KTInya, otomatis penulis sedang menyuguhkan bahan pustaka kepada pembaca. Kegiatan sekedar meng-copas pendapat asli para pakar perlu dihindari dengan mengubah gaya penulisan kutipan.

3. Memilah dan memilih data yang akan dipublikasikan
   Sajikan data yang sudah matang agar buku berbobot dan tidak bombastis.

4. Modifikasi bahasa buku
Hindari pemakaian penanda transisi, seperti: menurut hal itu, sesuai dengan pendapat lebih lanjut, si A menyatakan, berdasarkan hal tersebut. Termasuk menyebutkan kata penelitian ini, peneliti, bahkan penulis.

5. Hindari pengambilan sumber kutipan berantai yang kurang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah

6. Harus menuliskan semua daftar pustaka sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku

7. Perhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN.

Demikian hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengkonversi KTI menjadi buku, semoga bermanfaat. Sungguh malam dan materi yang luar biasa, semoga ilmu yang telah dibagikan oleh narasumber menjadi ladang pahala. Mr. Yons mengakhiri materi dengan motivasi yang luar biasa "Menulis itu olah kata dengan rasa, karena menulis itu seperti berbicara, dan teman bicaranya adalah hati". Mari kita konversi KTI menjadi buku, jangan hanya menjadikannya penghias lemari. Selamat berkarya, salam litersi dan salam hangat untuk para pembaca hebat!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan Pertama kelas XII TP 2023/2024

Pengumuman Kelulusan Peserta Didik SMA/SMK Provinsi Nusa Tenggara Barat

Berbagi Informasi Tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin Pembelajaran