Mewujudkan Budaya Positif di Sekolah

 Mewujudkan Budaya Positif di Sekolah



Foto bersama beberapa CGP A9 Lombok Tengah


Salam sehat dan bahagia, pembaca hebat!

Tulisan saya kali ini terkait dengan kegiatan saya sebagai Calon Guru penggerak Angkatan 9, yaitu  berbagi pengetahuan yang saya peroleh di modul yang saya pelajari pada Program Pendidikan Calon Guru Penggerak, terutama Modul 1.4 tentang Budaya posistif.

Budaya positif merupakan perwujudan dari nilai-nilai atau  keyakinan universal yang diterapkan di sekolah. Budaya positif yang diterapkan di sekolah adalah salah satu perwujudan dari visi guru yang mengandung nilai-nilai kebajikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang dijabarkan dalam profil pelajar Pancasila. Budaya positif yang diterapkan di sekolah seharusnya menjadi suatu pembiasaan, sehingga mendorong murid untuk melakukannya dengan kesadaran diri tanpa paksaan. Budaya Positif  di sekolah tidak dapat diciptakan secara instan, dalam penerapan budaya positif di sekolah diperlukan tuntunan dan tauladan dari seorang guru. Guru harus menjadi contoh yang baik sehingga murid dengan kesadaran sendiri akan mengikuti apa yang dilakukan guru.  

Agar penerapan budaya positif bisa dilaksanakan dengan optimal, maka diperlukan langkah-langkah/strategi dalam mewujudkan budaya positif di sekolah, yaitu:
1. Penerapan Disiplin Positif
Disiplin positif bertujuan memberikan pemahaman disiplin kepada anak agar mereka mengetahui perilaku yang diperbuat, bisa mengambil keputusan dengan tepat,  bertanggung jawab atas pilihan yang mereka lakukan serta dapat menghargai diri sendiri dan orang lain. 

2. Menerapkan Posisi Kontrol Guru Sebagai Manajer
Ada lima posisi kontrol sebagai guru, yaitu posisi kontrol sebagai penghukum, sebagai teman, pembuat rasa bersalah, pemantau, dan posisi kontrol sebagai manajer. Dari kelima posisi kontrol tersebut, posisi kontrol yang paling ideal, dan diharapkan seluruh guru di Indonesia menerapakannya adalah posisi kontrol sebagai manajer. Mengapa posisi kontrol manajer? Karena manajer adalah posisi kontrol di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya.  Bila kita menginginkan murid-murid kita menjadi manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita perlu mengacu kepada Restitusi yang dapat menjadikan murid kita seorang manajer bagi dirinya sendiri.  Di manajer, murid diajak untuk menganalisis kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Di sini penekanan bukan pada kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan murid, bagaimana murid memperbaiki kesalahan yang telah mereka lakukan.

3. Membuat Keyakinan Kelas
Keyakinan kelas adalah salah satu disiplin posistif yang bisa kita terapkan dalam membangun budaya positif di sekolah. Dengan adanya keyakinan kelas diharapkan dapat mewujudjkan tujuan pendidikan yang berorientasi kepada Profil Pelajar Pancasila. Pembentukan keyakinan kelas memiliki dampak yang besar terhadap keberhasilan pembelajaran. Apabila guru dan murid membuat keyakinan kelas dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran, maka akan berpengaruh pada perubahan tingkah laku peserta didik. Perubahan tingkah laku ini juga akan berujung pada terbentuknya budaya positif di kelas. Keyakinan kelas digunakan untuk membantu guru dan murid dalam bekerja sama menciptakan kegiatan belajar mengajar yang kondusif. Di dalam kesepakatan kelas terdapat harapan guru  kepada murid  dan harapan murid kepada guru,  sehingga akan membangun kolaborasi yang baik antara guru dengan murid. Dengan adanya keyakinan kelas diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan murid, yakni disiplin diri yang muncul dari dalam diri (motivasi intrinsik).

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan penerapan budaya positif dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap bergotong-royong, tercipta kolaborasi yang baik antara semua warga sekolah, memiliki rasa peduli, mandiri dalam mengambil keputusan yang tepat, serta bertanggung jawab atas setiap tindakan yang dilakukan.  Sebagai guru, kita harus mampu mendidik dan menuntun murid agar dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidup setinggi-tingginya. 
Demikian yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat, dan salam literasi!
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan Pertama kelas XII TP 2023/2024

Pengumuman Kelulusan Peserta Didik SMA/SMK Provinsi Nusa Tenggara Barat

Berbagi Informasi Tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin Pembelajaran